Penulis
Didi Muliadin,
Mahasiswa Fakultas Hukum-Unram
Hari Rabu 19 Februari 2020 kampus unram dihebohkan dengan viralnya tindakan represifitas satpam kampus terhadap sejumlah mahasiswa. Hal tersebut berawal dari Aksi unjuk rasa aliansi mahasiswa Unram yang menuntut beberapa point mengenai perbaikan fasilitas dan penurunan UKT serta melarang kampus untuk memasukan Indomaret dalam kampus sehingga menurut saya hal tersebut tidaklah di semalam dan tidak ada alasan bagi satpam untuk bertindak anarkis terhadap mahasiswa.
Saya sebagai aktifis Himpunan Mahasiswa Islam mengecam dan mengutuk tindakan tersebut karna tidak berperikemanusiaan, menurut saya hal semacam itu tidak relevan dengan kondisi dan keadaan kekinian apa lagi unram kampus negeri berbasis pendidikan tinggi berstandar nasional dan ingin go internasional sehingga hal tersebut sangat mencoreng dan bertolak belakang dengan visi dan misi unram.
Saya meminta kepada Rektor Unram Prof. Dr. H. Lalu Husnie, SH.,M.Hum agar segera melalukan restrukturisasi dan modernisasi pejabat birokrasi dan satpam Unram. Karna di beberapa video yang beredar ada pihak birokrat kampus ikut memprovokasi dan membiarkan satpam melakukan intimidasi dan kriminal terhadap beberapa mahasiswa disalah satu ruangan di gedung rektor. Menurut saya tindakan semacam itu justru menurunkan akreditasi kampus apalagi sekarang sudah era 4.0, masa mau pakek gaya di Tahun 2000 atau jaman pada saat Orde Baru/90an.
Kemudian saya meminta agar diperhatikan dengan serius management dan keorganisasian satpam kampus di unram karna banyak terlihat satpam seperti preman pasar atau preman kampung dan saya yakin sebagian besar saya meragukan satpam di unram bersertifikasi satpam berstandar nasional karna setau saya satpam juga punya SOP jadi tidak usah berlaga seperti Preman karna hal tersebut kalau kita singkronisasikan dengan status Unram sebagai kampus negeri terbesar di NTB dengan cara satpam yang KAMPUNGAN sangat kontradiksi dan pasti akan menjadi presedent buruk di mata publik dan dunia pendidikan.
Jika faktanya hukumnya terbukti melukai dan melakukan kriminal terhadap mahasiswa yang di lengkapi alat bukti maka kami akan menyampaikan ke APH untuk ditindak lanjuti dan memgusut para satpam yang bertindak melawan hukum yang berlaga seperti preman tersebut.
Yang perlu di ingat oleh penguasa bahwa saya mengutip perkataan Jurgen Hanermas tokoh filsuf mazhab Frankfurt generasi kedua Jerman . Beliau mengatakan “membaca dan menulis bisa saja di ambil dari kita oleh penguasa yang superior namun itu tidak berlaku bagi kebebasan kita untuk berfikir”. ( JH-Ruang Publik).
Dan juga mengutip AL-Quran ( Q.S. An-nisaa : 135 ) yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”.
Maka dari itu saya menilai Unram hari ini lebih banyak di sanjung ketimbang di kritik sehingga ia merasa baik-baik saja di tengah kebobrokan sistem didalamnya dan Unram tidak merasa bahwa semakin disaingi oleh kampus-kampus lain di NTB. Inilah kondisi DISRUPTIO tengah di alami oleh Unram yang katanya Kampus Negeri No. 1 di NTB yang sebentar lagi kita tunggu saja dicakar oleh gedung-gedung yang tinggi milik kampus lainnya.