Angka PDP dan OPD Corona Meningkat, KAHMI Dorong Pemerintah Agar Memperhatikan Alat Deteksi yang Cukup

Mataram, Salam Pena News – Angka Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pengawasan (OPD) penyebaran virus corona drastis peningkatannya.

Dengan mencermati situasi itu, Presidium Majelis Nasional (MN) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) bahwa Covid-19 ini semakin mengkhawatirkan di Indonesia.

Koordinator Presidium MN KAHMI, Dr. Ir. Herman Khaeron, M.Si mengatakan sejak mencuatnya kasus Covid-19 ini, setelah di umumkan Presiden. Kondisinya semakin hari penderita Corona, baik itu PDP maupun OPD jumlah terus meningkat tajam.

Jika memang dikaitkan dengan data terakhir dihitung dari mulai, Jum’at (20/3) terdapat 369 orang terindikasi corona. Dengan jumlah korban meninggal sebanyak 32 orang.

“Ini menunjukkan tingginya Case Fatality Rate (CFR) Covid 19 di Indonesia sebesar 8,37 persen jauh diatas rata-rata dunia,”kata Koordinator Presidium KAHMI, Sabtu (21/3).

Dikatakanya, dari tingginya CFR Covid 19 di Indonesia setidaknya dapat dipahami dari dua hal, yaitu penanganan yang
kurang memadai dan alat belum cukup mampu mendeksi atau lebih cepat mengidentifikasi penyebab dari corona itu.

Sebagai bentuk keprihatinan yang mendalam dan keinginan untuk memberikan kontribusi terhadap percepatan penanganan Covid 19, KAHMI sarankan, juga merekomendasikan beberapa poin besar untuk lakukan Pemerintah Pusat.

Pertama, mendukung seluruh upaya yang dilakukan Pemerintah sebagai bentuk percepatan penanganan Covid 19 dari tingkat pusat hingga ke daerah.

Kedua, percepatan penanganan Covid 19 agar dilaksanakan secara menyeluruh mulai dari aspek promosi kesehatan, perlindungan khusus, dan deteksi dini serta pemberian pengobatan yang paripurna.

Ketiga, untuk penguatan promosi kesehatan perlu melibatkan seluruh komponen pemerintahan dan masyarakat sehingga masyarakat dapat memahami dan bertindak dengan benar dalam melakukan tindakan pencegahan, melakukan isolasi mandiri, melakukan social distancing, mencari tempat uji kesehatan, dan mencari pengobatan yang tepat. Juga harus didukung dengan keterlibatan tokoh agama, tokoh masyarakat, public figur dan influencer dalam upaya mendorong kesadaran dan tindakan pencegahan penularan corona ini.

Keempat, penguatan perlindungan khusus perlu diterapkan pembatasan akses pengunjung WNA dari berbagai negara yang sudah mengalami pandemi Covid.

Sisi lain, kata dia untuk melengkapi semua perangkat kebutuhan masyarakat pemerintah dan pihak perusahaan perlu menyediakan jaringan internet untuk memberikan fasilitasi bagi warga. Upaya ini untuk mengurangi risiko penularan, bagi pekerja kantoran dan pekerja lainnya, sedini mungkin bisa bekerja di rumah.

“Antisipasi jarak, para pekerja atau masyarakat kantoran untuk bekerja di rumah. Dan perlunya pemerintah untuk menyediakan program jaringan sosial yang mencukupi sebelum wabah corona ini berakhir,”pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *