Kartini itu INDAH, (Refleksi Hari Kartini)

Oleh ; Jubir (Ketua DPP KNPI)

Tiap tanggal 21 April, kita semua tak terkecuali para perempuan memberi puja-puji terhadap Kartini, sosok perempuan yang berhasil keluar dari belenggu kegelapan pada masa itu. Semangat Kartini menjadi inspirasi bagi kaum perempuan masa kini untuk terus mendobrak budaya patriarki, seolah hanya kaum lelaki yang mendominasi semua lini kehidupan. Para perempuan tak ingin terus diasosiakan hanya jago di ranjang, kasur dan dapur. hanya kaum lelaki yang boleh ‘menantang matahari’.

Bermunculanlah sosok-sosok perempuan di dunia bisnis dan politik. Nama-nama beken macam Megawati Sukarnoputri, Susi Pudjiastuti, Tri Rismaharini sampai Indah Putri Damayanti (IDP) adalah sederet perempuan inspiratif yang memiliki kharisma. Mereka adalah perempuan penggerak sekaligus idola tidak hanya bagi sesamanya kaum perempuan.


Megawati Sukarnoputri adalah Ketua Umum partai penguasa sekaligus tokoh perempuan berpengaruh. Sebagai mantan Presiden, ia telah membangun optimisme kaum perempuan yang hendak berkiprah menjadi politisi. Begitupun Susi Pudjiastuti, yang berkat kegemilangannya mengurusi ‘kebijakan ikan dan laut’ saat menjadi menteri menjadi idola baru. Kini, Susi menjadi ‘the new trendsetter’ bagi anak-anak muda.

Di level pemerintah daerah yang mengurusi birokrasi dan tata kelola pemerintahan, Tri Rismaharini dan Indah Putri Damayanti (IDP) adalah potret gamblang makin tumbuh suburnya kepemimpinan perempuan. Mereka berprestasi, sederhana serta low profile.

Sebagai Wali kota jempolan, Risma kenyang berbagai prestasi dan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Di tangan dinginnya, Surabaya kota besar yang polusi, kumuh, macet disulap menjadi kota metropolitan yang hijau, ramah anak serta bebas macet. Keberhasilan Risma membangun Kota Surabaya menjadi sandaran bagi kepala daerah perempuan di untuk ikut menjejakkan sejarah di daerahnya.

Tak kalah dengan Risma, melalui pilkada langsung 2015, IDP menjadi perempuan pertama yang terpilih di Bumi ‘Maja labo Dahu’. Dengan raihan 39,92% suara, IDP mengungguli pasangan lainnya termasuk inkumbent kala itu H. Syafruddin yang hanya memperoleh 28,65% suara (Tempo online/17 February 2016).

Risma dan IDP adalah Kepala Daerah perempuan yang sukses membangun masyarakat dan daerahnya. Dengan porsi keperempuanannya, mereka hadir menjadi pemimpin yang melebihi ketegasan kaum laki-laki. Dengan porsi keperempuanannya, mereka adalah ibu bagi yang membutuhkan welas asih. Risma dan IDP adalah potret bangkitnya semangat kartini keluar dari sikap nrimo, dari gelap menuju terang.

Dengan semangat awal kesetaraan dengan kaum laki-laki, Kartini ingin agar kelak perempuan Indonesia maju. Karena itu, perjuangan kartini juga soal setara sekolah dan belajar. Perempuan tak boleh lagi menjadi kaum rumahan dan melulu patuh pada suami. Kebangkitan kaum perempuan pribumi adalah cita-cita besar Kartini.

Lewat surat yang dikirimkan Kartini pada teman-temannya di Belanda, ia tak pernah lupa akan kodrat perempuan. ‘Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya tanpa berhenti menjadi perempuan sepenuhnya’ adalah ungkapan agung Kartini pada kemerdekaan dan kemengertiannya pada kodrat.

Tantangan Kartini masa kini amatlah menantang seiring peran-peran yang makin signifikan. Ketika perayaan hari Kartini bersamaan dengan mewabahnya virus Covid-19, sikap kepala daerah adalah cermin bagi rakyatnya. Sikap tenang, sikap jujur, serta sikap disiplin pemimpin daerah adalah sebagaian obat penangkal virus Covid-19. Dengan kerjasama yang baik antara pemimpin dan rakyatnya, pandemi dapat dihentikan. Bila demikian, optimisme bagi pemimpin perempuan layak dilanjutkan. Selamat hari Kartini, Kartini itu Indah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *