Petani adalah garda terdepan saat negara ini krisis pangan, lebi-lebih saat pendemi covid-19 mereka terus menanam demi membantu negara untuk meringankan beban krisis bangsa ini.
Dengan anjloknya harga dan tidak adanya solusi di pemerintah untuk membantu petani, hampir semua petani seluruh indonesia resah dengan harga-harga pangan mereka, lebih-lebih mayoritas masyarakat NTB yang mayoritasnya berprofesi sebagai petani ada yang petani jagung, padi, kedelai, kacang tanah dan bawang.
Dari hasil identifikasi harga padi, kedelai, kacang, lebih-lebih jagung yang harganya merosot turun dan harganya bervariasi ada yang 3000/Kg di lokasi, ada yang 2800/Kg dan itu sangat merugikan warga, apalagi masyarakat sekarang untuk biaya tanam pinjam uang di Bank, dan hal itu sangat merugikan rakyat, jelas Udin pemuda asal Desa Pela. Senin, 05/25/2020
Jika harga jagung tidak kembali normal seperti biasanya maka bisa di pastikan akan ada masalah-masalah di tengah masyarakat seperti rumah warga yang di sita oleh Bank karena tidak mampu membayar di sebabkan harga jagung menurun.
Supriadin selaku pemuda tani juga menyampaikan kepada Gubernur NTB segera melakukan langkah-langkah nyata terkait dengan persoalan harga jagung yang semakin haris semakin menurun.
“Saya berharap kepada gubernur NTB segera bersikap dengan melakukan kordinasi dengan semua pihak”. Ungkapnya
Lebih lanjut ia sampaikan, paling tidak harga jagung di lokasi 3400/Kg, sehingga kita bisa imbangi dengan harga pupuk, obat-obatan yang mahal, karena kita bersumber hanya pada cocok tanam, untuk biaya kebutuhan hidup. Tutupnya (pua)