AMNT Tidak Serius Membangun Ekononi Inklusif Di Daerah Lingkar Tambang

Mataram, Salamn Pena News– Bappenas menyanpaikan bahawa pembangunan ekonomi inklusif sebagai pertumbuhan ekonomi yang menciptakan akses dan kesempatan yang luas bagi seluruh lapisan masyarakat secara berkeadilan, meningkatkan kesejahteraan, dan mengurangi kesenjangan antar kelompok dan wilayah.

AMNT dan Alibi

Beberapa hari lalu AMNT merilis berita dengan judul “Pelatihan Sektor Pariwisata untuk Masyarakat Lingkar Tambang, Sebuah Solusi Ekonomi Inklusif” yang didalamnya pihak AMNT menyampaikan bahwa AMNT sangat menyadari pentingnya peran aktif perusahaan dalam mewujudkan kesejahteraan sosial-ekonomi.

Menanggapi hal itu, Aktivis Sumbawa, Yadi Saputra menyentil AMNT selama ini sangat minim dalam upaya pembangunan sosial ekonomi inklusif. Dia merasa lucu mendengar AMNT berbicara tentang ekonomi inklusif dan wisata berkelanjutan bagi masyarkat lingkar tambang.

“Sangat lucu dan terkesan semua itu hanyalah alibi klise untuk menutupi kebodohan mereka yang tak paham dan tak pernah serius membantu perekonomian wilayah lingkar tambang. kemana saja 4 tahun kebelakang,”tanya Yadi Saputra, Selasa (15/06/2021).

Pengembangan sektor wisata merupakan bagian dari upaya membangun inklusivitas ekonomi. Namun pelatihan perhotelan yang akan diadakan oleh AMNT untuk masyarkat tambang hanyalah sebagai Topeng untuk menutupi ketidak seriusan dan ketidak pahaman pihak AMNT dalam menerjemahkan apa itu ekonomi inklusif untuk masyarakat lingkar tambang.

“Pelatihan Perhotelan untu Apa,”sentilnya, menanyakan pelatihan yang diadakan AMNT terkesan seremonial itu.

Bahwa terkait pelatihan perhotelan mustinya tidak perlu dilakukan oleh AMNT karena destinasi wisata kita kita belum membutuhkan pelatihan tersebut, mustinya jika AMNT mengaharapkan pariwisata menjadi sektor unggul maka AMNT harus mensuport dengan serius pengembangan inprastruktur pariwisata dan menatanya untuk lebih baik.

Ekonomi inklusif seperti apa yang bisa terbangun melalui pelatihan perhotelan? logika pihak AMNT sesat kan masyarkat. Karena pelatihan perhotelan hanya sekedar meningkatkan skill individu dan kerja di perhotelan itu pun sasaran bagi para peserta pelatihan tentu hotel-hotel yang bukan berada di KSB atau lingkar tambang.

“Lalu ekonomi inklusif nya di mana? Stop lah membodohi Masyarakat,” ujarnya.

Dikatakannya, AMNT harus menata ulang management Sosial Inpact yang selama ini tidak memahami bagaimana mendukung dan ikut serta dalam membangun ekonomi masyarakat lingkar tambang. Sebagai konfensasi dari keberadaan perusahaan tambang kedua terbesar di indonesia rakyat lingkar tambang seharusnya telah mendapatkan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi.

Namun karena ketidak pahaman management sosial inpack dalam membangun daerah lingkar tambang melalui anggaran CSR yang selalu salah sasaran menyebabkan hingga saat ini kesejahteraan dan kemandirian ekonomi hanyalah minpi bagi rakyat lingkar tambang.(EB)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *