Kelangkaan Solar di NTB di Pertanyakan, KPMS Desak Pemerintah Pecat Direktur PT Pertamina Rayon Mataram

Mataram, Salam Pena News – Dengan kelangkaan Solar yang ditemukan dilapangan dari Koalisi Pemuda Mahasiswa Selatan (KPMS) meminta PT. Pertamina agar terbuka soal data ketersediaan pasokan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar. Pasalnya, setiap hari dijumpai antrean kendaraan yang mengular di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Pulau Lombok.

“Setiap hari kami lihat masih panjang antrean. Pertamina harus menjelaskan apakah terjadi kelangkaan atau tidak. Kalau tidak langka seharusnya normal, tidak ada antrean di SPBU,” ucap Koordinator KPMS, Herman, Rabu (24/11/2021).

Sementara nyatanya banyak yang antre. Dengan masih terjadinya antrean pengisian BBM subsidi jenis solar menyebabkan terganggunya roda perekonomian. Pasalnya, distribusi logistik akan menjadi terganggu.
Terlebih, ada rencana Pemprov NTB untuk memanggil pihak Pertamina untuk menjelaskan persoalan ini.

“Kita belum tahu penyebabnya ini apakah kuota mau habis atau tidak. Karena kuota yang kita diberikan lebih dari yang kita minta. Masalahnya di mana. Yang tahu hanya Pertamina. Dan disini kami menduga bahwasannya ada oknum-oknum yang memainkan sehingga terjadi kelangkaan (BBM) subsidi jenis solar,” terangnya.

“Sedangkan data yang kami ketahui bahwa kuota BBM jenis solar yang diperoleh NTB tahun ini jauh lebih besar dari usulan yang disampaikan. Sehingga kami heran terjadi antrean pengisian BBM solar di SPBU yang sudah berlangsung beberapa minggu terakhir,” sambungnya.

Berdasarkan data dari Kepala Bidang Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB, menyebutkan kuota BBM jenis solar untuk NTB tahun 2021 sebanyak 307.264 kiloliter, sedangkan premium 350.952 kiloliter. Hal tersebut sesuai surat Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi No. 3870/Ka.BPH/2020 tentang penyampaian kuota bahan bakar minyak tertentu (JBT) dan jenis bahan bakar minyak khusus penugasan (JBKP) tahun 2021.

Dari 307.264 kiloliter kuota BBM jenis solar untuk NTB, sebanyak 24.797 kiloliter untuk Bima, 21.427 kiloliter Dompu, 50.911 kiloliter untuk Lombok Barat. Kemudian, Lombok Tengah mendapatkan kuota sebanyak 33.484 kiloliter, Lombok Timur 43.734 kiloliter, Lombok Utara 3.794 kiloliter, Sumbawa 46.349 kiloliter, Sumbawa Barat 9.750 kiloliter, Kota Mataram 53.491 kiloliter dan Kota Bima 19.528 kiloliter.

Berikut tuntutan koalisi pemuda mahasiswa selatan (KPMS) Nusa Tenggara Barat mendesak :
1. Mendesak Gubernur NTB untuk memecat Direktur PT. Pertamina Rayon IX Regional Mataram,
2. Mendesak Kementrian BUMN untuk Memuutasi/Memecat Oknum-oknum PT. Pertamina Rayon IX Regional Mataram Karena terindikasi memainkan kuota BBM jenis Solar di Nusa Tenggara Barat.

(ARF)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *