Bima, Salam Pena News ~ Penyelenggara Turnamen Sepak Bola Gubernur Cup Tahun 2022 yang diselenggarakan di Sape, Kabupaten Bima belakangan ramai dibicarakan terkait gugatan pelanggaran prosedus kesehatan (prokes) saat laga final Sape Putra United vs Wera Fc (19/02) lalu.
Panitia penyelenggara digugat oleh salah seorang masyarakat karena dituding telah melanggar prokes.
Sebagaimana yang dikonfirmasi tim Salam Pena, panitia penyelenggara Gubernur Cup memberikan tanggapan terhadap masalah tersebut.
“iya benar adanya laporan dari masyarakat tentang pelanggaran prokes saar final Gubernur Cup Sabtu, 19 Februari 2022,” kata Arif Rahman, A.Md selaku Ketua Panitia saat diwawancara awak Salam Pena, Jum’at (25/02/2022).
Lebih lanjut Arif mengatakan bahwa sebelum pelaksanaan final, panitia penyelenggara telah melakukan rapat koordinasi dengan unsur muspika Sape. Ada beberapa Hal yang dibahas, salah satunya adalah penerapan prokes sebelum dan saat pelaksanaan final Gubernur Cup berlangsung.
“Sebelum pelaksanaan final, kami telah rapat bersama unsur muspika membahas penerapan prokes covid-19 saat pelaksanaan final nanti,” ungkap Aba Ai, sapaan akrab ketua panitia Gubernur Cup 2022.
Panitia telah mensosialisasikan penerapan prokes, berupa pembatasan jumlah penonton, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak aman baik lewat pengeras suara, media soasial dan menyurati Manajemenen Tim dan Suporter Club Bola yang akan bertanding di laga final.
“Kami telah sosialisaaikan penerapan prokes Covid19 lewat pengeras suara, media sosial dan bersurat ke Club yang akan bertanding di final,” tambahnya.
Disaat hari final berlangsung, panitia penyelenggara Gubernur Cup, tidak hanya menghimbau penerapan prokes, tapi di areal lapangan panitia juga membagikan masker gratis, menyediakan handsanitiser dan Gerai Vaksin. Penonton yang datang dilakukan vaksin terlebih dahulu sebelum masuk lapangan.
“Di sekitar lapangan kami bagikan masker gratis, menyediakan tempat cuci tangan dan gerai vaksin,” beber ketua panitia.
Adapun kerumunan dan pelanggaran terhadap prokes sebagaimana yang dilaporkan dan ramai di media sosial, itu diluar kendali panitia dan aparatur keamanan (kepolisian). Masyarakat atau penonton membludak dan bereforia merayakan kemenenagan club dukunganya.
“Penonton tiba-tiba membludak saat partai final berlangsung, dan saat perayaan juara club dukunganya, benar-benar di luar kendali panitia dan aparat kepolisian,” tutupnya.
(EB)