Petani Menjerit , HMI Dompu Minta Jangan Salurkan Hobi Lewat APBD NTB

Dompu, Salam Pena News – Ditengah masalah petani menjerit dengan harga gabah yang anjlok mestinya menjadi perhatian khusus pemerintah dalam hal ini gubernur NTB yang punya visi membangun NTB gemilang

Dompu adalah bagian dari daerah provinsi NTB, yang mayoritas penduduknya adalah petani, ungkap Yusuf Ketua Umum HMI Cabang Dompu

Sedangkan dalam Perda Provinsi NTB No. 2 Tahun 2018 Tentang perlindungan dan pemberdayaan Petani wajib hukumnya Dilaksanakan Secara Totalitas oleh pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan dan kemandirian Petani dalam rangka meningkatkan Taraf Kesejahteraan, Kualitas dan kehidupan yang lebih baik

Yusuf Ketua Umum HMI Cabang Dompu yang baru di lantik bulan lalu juga menyayangkan perlakuan yang kurang adil terhadap para petani, dengan sikap Gubernur NTB yang lebih mengutamakan MotoGP Mandalika di banding para petani.

Hari ini para petani lagi membutuhkan sikap dari Gubernur NTB agar persoalan harga gabah Petani di Dompu teratasi, pungkasnya.

Silakan pak Gubernur melayani setiap tamu yang ada di dalam maupun di luar negeri yang mau menikmati MotoGP, akan tetapi masyarakat Dompu juga perlu perhatian. Kenapa demikian sebap daerah kami juga bagian dari NTB.

Dengan penuh kecewa Yusuf juga mempertanyakan, “Sejauh ini sikap Gubernur NTB menjadi Pertanyaan besar”, siapa kami orang Dompu Dimata gubernur?

Dengan nada sedikit mengancam, “Jika seperti Ini sikap Gubernur NTB terhadap Petani Dompu”, maka saya selaku Ketua Umum HMI cabang dompu akan melakukan konsolidasi besar-besaran untuk menolak kedatangan Gubernur NTB di Dompu.

Bahkan rencana pembangunan pacuan kuda dilereng Tambora sebenarnya bukan niat membangun Dompu.

Akan tetapi Gubernur NTB mau menyalurkan hobinya lewat APBD NTB.

Jadilah Gubernur yang tidak memberikan dampak jangka panjang, “Cukuplah kawasan hutan yang dikelolah tanpa analisis dampak lingkungan”. Jangan sampai penyaluran hobi Pak Gubernur maupun Bupati Dompu berdampak negatif pada kelompok ternak yang ada di lereng Tambora. (Aw)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *