Penulis :
Ramadhan/Ubba
Ketua Gerekan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA NTB)
Mori Hanafi terlalu cengeng dan bersikap kekana-kanakan, cara dia merespon masalah di internal partai menunjukan dia bukan kader potensial yang dimiliki oleh GERINDRA atau generasi cerdas bagi NTB seperti yang dibanggakan dan dikatakan oleh antek-anteknya.
Persoalan pergeseran posisi dari Wakil Ketua menjadi anggota biasa, itu hal yang lumrah di internal partai politik, dinamika tersebut perlu disikapi secara tenang dan dicermati oleh Mori Hanafi, dengan mengacu pada regulasi yang berlaku di internal Partai Gerindra.
Hanya dengan cara yang tenanglah bisa menentukan langkah seperti apa yang harus di lakukan menyikapi hal demikian, Mori Hanafi bisa berapologi bahwa dirinya tidak ada kesalahan subtantif yang ia langgar, dan langkah seperti ini ciri politisi yang paham sistem kepartaian agar tidak mudah baperan dan brutal menyikapai dinamika politik.
Lagian alasan DPD Gerindra saya lihat cukup rasional dengan melihat bahwa Mori hanafi selain menjabat sebagai Wakil ketua Dewan juga merangkap ketua PSSI dan KONI NTB, keputusan pencabutan jadi wakil ketua agar Mori Hanafi bisa lebih fokus menjalankan amanah dan tanggung jawab pada rangkap jabatan yang di embannya saat ini, walaupun mungkin ada alasan lain juga di internal partainya.
Seharusnya mori menerima keputusan tersebut jika benar mengaku kader yang membesarkan Gerindra di NTB, seharusnya saling membesarkan di internal partainya bukan malah berkoar-koar menjatuhkan.
Inikan Mori Hanafi malah mengajak perang terbuka dengan membangun gerakan mengarahkan para loyalis dan antek-anteknya untuk menyerang HBK yang dianggap dalang dalam pergantian Wakil Ketua Dewan ini. Apalagi diksi dan narasi yang dilontarkan dimedsos oleh orang-orang suruhannya Mori Hanafi mengandung ujaran kebencian terhadap diri HBK, hal seperti ini bisa memicu konflik horizontal ditengah-tengah masyarakat dan bukan sebagai preseden baik bagi dunia politik.
Jika Mori Hanafi dengan langkah mengarahkan kelompoknya untuk menyerang HBK secara personal, itu cara berpikir sempit dan dangkal, yakin saja langkah ini akan menjadi senjata disuatu waktu akan mengahncurkan Mori Hanafi secara pribadi.
Jika diksi dan narasi yang meyudutkan diri HBK terus menerus digaunkan oleh antek-anteknya ini, tinggal ditunggu saja nasib buruk yang menimpa Mori Hanafi, bukan digeser lagi melainkan terima surat PAW.
Maka dari itu seharunya mori hanafi yang segera mengevaluasi diri, harus tau posisi, tau diri dan tau tempat sehingga tidak hanya pembelaan membicarakan atau menyinggung soal moral yang sudah diperbuat untuk partai tapi perlu bicara secara holistik maka stop menabur genderang perang sebelum semunya di sesali.
Saya selaku ketua GEMPITA NTB sangat menyayangkan tindakan sekelas mori hanafi, Lebih baik mori fokus memperjuangkan kondisi para petani di daerah dapilnya ( Kab. Bima, Kota Bima dan Kab. Dompu ) yang saat ini sedang merengeh-rengeh karna kesulitan harga gabah turun drastis dari pada habiskan energi hanya gara-gara soal di cabutnya jabatan wakil ketua DPRD NTB.