Mataram, Salam Pena News ~ Menghadapi panen raya bawang merah di pulau sumbawa merupakan tantangan yang sangat serius yang akan di hadapi oleh pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat dalam mengupayakan keseimbangan pasar serta memastikan hasil komuditi pertanian bisa di prioritaskan kaitannya dengan harga yang di harapkan oleh petani bawang merah, Minggu (05/06/2022).
Dalam hal ini, Ketua PC IMM Kota Mataram, Widodo, banyak harapan yang ingin di sampaikan kepada gubernur NTB dan Dinas Pertanian NTB. Agar betul-betul kerja ekstra dalam mengoptimalkan tantangan harga bawang merah.
“Sebagai akademisi yang di didik di fakultas petanian universitas muhammadiyah mataram saya menginggatkan kepada gubernur NTB, dinas pertanian, dan perdangan harus betul betul kerja ekstra dalam menghadapi tantangan tersebut,” pungkas Widodo.
Sementara itu, lanjut Widodo menyampaikan bahwa masalah yang timbul di NTB merupakan ketidak mampuan pemerintah dalam menangani keseimbangan hasil pertanian masyarakat seperti bawang merah dan jagung, yang merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat pulau sumbawa lebih seperti masyarakat kabupaten Bima dan Dompu.
“Saya sedikit berkaca pada para petani jagung yang akhir-akhir ini mengeluh ketidak stabilan harga di pasar ditengah sedang mengalami panen raya. Maka, upaya pemerintah untuk menjaga kesetabilan harga itu sangat sakral,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Widodo, NTB sangat kaya akan hasil pertanian namun harga selalu menjadi persolan besar yang tidak mampu ditempuh titik terangnya. Ketua umum PC IMM Kota Mataram itu mendesak Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk lebih gesit menghadapi tantangan ini demi menjaga keseimbangan harga agar tidak terjadi gejolak sosial yang lebih besar.
Terakhir, Widodo menyampaikan bahwa Kabupaten Bima setiap tahun mengalami Kelangkaan pupuk. Dia menekankan kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat agar segera melakukan langkah antisipasi agar permasalahan pupuk petani bawang dan jagung tidak terjadi lagi. Serta meminta kepada Kapolda NTB agar menindak tegas oknum-oknum yang memainkan kebutuhan petani.
(ARD)