Dompu, Salam Pena-News – Dinilai kinerja buruk, sejumlah guru SMA Negeri 1 Pekat meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB untuk mengevaluasi Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pekat. Terutama menyangkut profesionalitas penilaian terhadap sejumlah guru yang mengikuti seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2022.
Seperti yang di ketahui bahwa yang menilai pada Seleksi kompetensi PPPK 2022 dilakukan oleh Kepala Sekolah, Guru Senior dan Pengawas Sekolah dengan melihat Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural yang
dimiliki oleh pelamar prioritas II dan pelamar prioritas III.
Atas dasar itu sejumlah guru yang mengikuti seleksi PPPK tahun 2022 menilai Tim penilai tidak profesional karena tidak perna mewawancarai seluruh peserta yang mengikuti seleksi.
Ketidak profesionalan tersebut menyebabkan sejumlah guru di SMAN 1 pekat tidak lulus yakni Muhammad ikhwanudin, S.Pd (guru mapel penjaskes )Erwinsyah, S.Pd (guru mapel penjaskes ) Nurhayati,S.pd (guru mapel Fisika) Mufratun, S.Pd (guru mapel Matematika) Kamrin,S.pd (Guru Mapel Geografi) (Nining Susilawati,S.Pd (Guru Mapel Biologi) M.Subhan,S.Pd (Guru Mapel Geografi) dan, Ardiansyah,S.Pd (Guru Mapel Geografi).
Menanggapi hal tersebut Erwinsyah, S.Pd meminta Dikbud NTB mengevaluasi kinerja Kepala sekolah dan Wakil Kepala Sekolah kurikulum karena di anggap bekerja tidak sesuai juknis serta tidak objektif dalam memberikan penilaian.
“Kami memintanya kepada Dikbud NTB untuk memanggil dan mengevaluasi kepala dan Wakasek kurikulum SMAN 1 agar tidak terjadi masalah di kemudian hari,” ungkap Erwin saat di wawancarai.
Hal Senada juga disampaikan Muhammad Imanudin S, Pd mengaku dirinya didzolimi, karena itu ia meminta pemerintah secara serius menanggapi masalah tersebut.
“Kami berharap pemerintah mengatensin khusus persoalan ini karena ini menyangkut masa depan kami,”pungkas Iwan sapaan akrabnya. (Jd)