Oleh ; Jubir Darsun
(Ketua DPP Barisan Muda PAN )
Bima, Salam Pena News – Sebagai Calon kuat Penantang Hj. Indah Damayanti putri, kombinasi pasangan H. Syafru- Ady Mahyudi diharapkan tak tersandera beban-beban masa lalu. Di samping membangun image pada figur santun dan bersahabat terhadap semua lapisan, pasangan Syafru-Ady haruslah pribadi-pribadi yang bersih.
H. Syafru sebagai mantan Bupati Bima dan Ady Mahyudi yang saat ini masih aktif sebagai Anggota DPRD Provinsi NTB, telah membuktikan diri sebagai tokoh-tokoh terkemuka di Kabupaten Bima. Fulus? Jangan ditanyalah kalau itu. Dua-duanya juga turunan saudagar dengan lahan bisnisnya masing-masing. Sebagaian timses mungkin kepincut karena itu. Entah..
Di wera, H. Syafru dikenal sebagai pedagang sukses. Penjual-penjual pakaian di wera banyak yang berkelindang bisnis dengan H. Syafru. Bagi sebagaian masyarakat wera, H. Syafru tak asing, bahkan namanya harum, seharum pakaian-pakaian yang dijajakan oleh koleganya di wera. Di wera ia adalah tokoh. Boleh ditanya!
Tapi, sejak polemik pajero sport yang disebut-sebut masih menjadi aset daerah, publik banyak bertanya-tanya, belum cukup puaskah H. Syfru pada kehidupan yang di milikinya. Polemik Pajero sport boleh jadi menurunkan tingkat kecendekiaannya bahwa H. Syafru tak peka terhadap kepentingan umum, tak peka pada kepentingan yang lebih luas.
Sebagai mantan pejabat negara, H. Syafru memang punya hak untuk memiliki kendaraan tersebut dengan mengikuti sejumlah aturan yang dimungkinkan untuk itu. Melalui Kepala Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang diajukan kepada Sekretaris daerah sebagai pengelola barang, H. Syafru dengan Persetujuan Bupati dapat memiliki kendaraan dinas tersebut setelah memenuhi beberapa kewajiban sebagaimana diisyaratkan oleh Undang-undang dan peraturan lainnya. Namun persoalannya, adakah kewajiban-kewajiban tersebut dipenuhi oleh H. Syafru sebagai itikad baik pemindahtanganan aset yang masih tercatat milik daerah tersebut setelah ia tak lagi menjadi kepala daerah?
Sebagai seorang tokoh dan bakal calon Bupati Bima, H. Syafru adalah magnet. Apa yang dilakukannya akan menjadi ukuran sejauh mana ia layak dipilih. Apa yang diucapkan dan tindakan-tindakan apa yang dipilih oleh H. Syafru menjadi cermin bagaimana Bima di masa datang jika dipimpin oleh H. Syafru termasuk tindakan yang dipilih berkait polemik pajero sport tersebut.
Publik menunggu kearifan tindakan H. Syafru. Apakah ia lebih mementingkan kehendak pribadinya atau ia mampu mengamalkan/ melembagakan kebahagiaan?
Menurut David Hume, seorang pemikir hukum zaman Aufklarung, segala sesuatu yang membahagiakan masyarakat dengan sendirinya akan disambut Aprobasi(penerimaan yang baik). Dengan landasan pikir ini, mestinya H. Syafru telah dapat menarik kesimpulan bahwa polemik Pajero Sport harus diakhiri dengan elegan. Bagaimana caranya? Mengembalikan aset tersebut kepada Pemkab Bima.
Bila itu dapat dilakukan oleh H. Syafru, maka ia telah bersiap diri secara sungguh menghadapi pilkada Bima. Ia telah menjadi figur yang simpatik yang berporos pada satu hal yakni menegakkan Keadilan. Inti dari menegakkan keadilan adalah memberi dan membagi kebahagiaan kepada masyarakat. Jika ia mampu melakukan itu, ia layak memimpin kita semua. (Pua)