Mataram, Salam Pena News – Tepat 11 tahun Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur wafat. Millenial Bintang Sembilan NTB ikut mengagendakan Haul “rindu” Gus Dur.
Bahwa tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu meninggal pada 30 Desember 2009 lalu.
Inisiator Millineal Bintang Sembilan, Akhdiasyah mengatakan terbentuknya organisasi yang di gagasnya itu, wujud dari kepekaan dia melihat situasi perkembangan zaman yang semakin hari semakin serba digital. Maka tentu anak-ana muda dikalangan NU diharapkan dapat mengikuti perkembangan zaman tersebut.
Dari sejak terbentuknya Milleneal Bintang Sembilan ini. Kata Bang Yongki sapaan akrabnya. Telah melakukan giat seperti bersepeda dan jalan sehat.
“Alhamdulillah kita sudah lakukan Gowes Millineal di ikuti 200 orang. Baik anak-anak muda NU maupun partisipan, “kata Akhdiyansya alias Guru To’i, Rabu (30/12).
Selain itu, Anggota DPRD Komisi V itu menginformasikan bahwa anggota aktif Millineal Bintang Sembilan tercatat 190 orang anggota aktif. Juga bahkan masih banyak yang berkeinginan masuk, ikut mendaftarkan diri.
“Masih banyak ikut mendaftarkan diri. Tetapi kita juga akan selektif terhadap anggota yang berkeinginan daftar,”ucapnya.
Dia pun mengajak millineal NU untuk men drive ide dan pikiran produktif. Agar kedepan lebih inovatif, demi capaian positif.
“Menumbuhkan semangat inovatif itu, menandakan bahwa kita meneruskan pikiran Gus Dur. Sekaligus kencintaan anak muda milleneal terhadap yang tinggalkannya,”cetusnya.
Sementara Wakil Ketua PWNU NTB, Jumarim menceritakan pengalamannya bersama Gus Dur. Dikatakannya bahwa Gus Dur ini sudah berpikir melampaui Zamannya. Selain dikenal sebagai tokoh pluralis, dia juga sebagai cendekia muslim Indonesia. Sebagai tokoh muslim telah banyak dilakukannya. Seperti merubah paradigma jahil manusia, menjadi beradab.
“Bagi kita di Nahdiyin, supaya bisa mewariskan apa yang di lakukan Gus Dur. Yang dilakukan hari ini tentu bisa sejalan dengan nilai yang digaungkan Gus Dur semasa hidupnya,”katanya.
Disisi lain, Jumarim mengajak ulama dan generasi NU untuk tetap memperkokoh semangat persatuan antar sesama. Artinya tidak ada sekat atau tiang pembatas yang membuat antar warga NU untuk tidak menyamakan presepsi.
“Menomorsatukan persatuan antar sesama. Itu bagian dari menjaga keutuhan bangsa,”pungkasnya.
Adapun kegiatan tersebut di rangkaikan dengan Doa dan zikir dipimpin oleh TGH Faesal Saimun didampingi Wakil ketua PWNU NTB, Dr Jumarim, Inisiator Milenial Bintang Sembilan Akhdiansyah dan Wakil Rekor III UNU NTB, Irfan Suryadinata.(Am)