Asmah Binti Arsyad, TKW Asal Bima NTB Yang Hilang Sejak 2004 Silam

Bima, Salam Pena News – Masalah ekonomi selalu jadi alasan bagi para wanita di Indonesi khususnya para wanita di Kabupaten Bima Provinsi Nusata Tenggar Barat, sudah banyak masalah yang terjadi bagi para pahlawan devisa yang pergi rantau dinegri orang mengadu nasib sebagai asisten rumah tangga.

Ada banayak masalah yang di alami mereka, ada yang dibunuh, disiksa, diperkosa, bahkan menghilang sampai sekarang.

Sebut saja salah satunya, Asmah Binti Arsyad Dusun Nanga Na’e Desa Sandue, Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima NTB, dari tahun 2004 ia mengadu nasib dirantauan jangankan gajinya yang dikmati kedua orangtuanya, kabarnya saja sampai sekarang seolah mimpi bagi keluarganya.

Asmah anak dari almarhum Bapak Arsyad dan Almarhuma Ibu Kalisom ke 6 dari 7 bersaudara sebagai tulang punggung Keluarga, ia pergi tampa rimbanya, sampai kedua orang tuanya meninggal.

Saat di wawancarai oleh media ini, kabar keberadaan Asma belum tau pasti, hanaya saja menurut kabar terakhir dari keluarangannya tahun 2004 ia sempat komunikasi lewat surat dan telegram, menurut Bapak Nurdin Arsyad selaku saudara pertamanya Asmah berada di Abudabi Arab. Senin, 21/06/2021

” Tahun 2004 adik saya mulai berangkat di bawa sama agen PT yang saya lupa nama PT tersebut, Asma meniggalkan Ibu dan Bapak serta kami sekeluarga demi cari uang”,

” Asmah sampai sekarang tidak tau kemana, bahkan kami sudah mengadu di pihak PT yang bawanya, samapai kedua orang tua kami meninggal dunia menuggu kabar adik saya Asmah”. Ungkap Nurdin sambil menangis.

Pihak keluarga Asmah pun tak patah semangat mencari informasi keberadaannya sampai sekarang, dan mereka berharap ada campur tangang dan bantuan dari pemerintah mulai Presiden, Gubernur, Bupati samapi aktivis kemanusiaan serta bela kasiahan dari pihak PT dan agen yang bawanya.

“Kami sangat berharap kepa semua pihak pemerintah mulai Presiden, Gubernur dan Bupati, mohon bantu Asmah, apa bila dia sudah meninggal tolong tunjukan kuburnya, jika memang dia masih hidup kembalikan Asmah”. Tutup Nurdin sambil meneteskan air mata. (093)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *