Poros Muda NTB; Soal Banjir, Walikota Bima Lempar Batu Sembunyi Tangan

Aswandin (Poros Muda NTB)

Akhir-akhir ini kota Bima terus mengalami bencana banjir. Setiap hari dikala turun hujan masyarakat kota Bima dihantui ketakutan datangnya banjir bandang.

Menanggapi statemen H. Muhammad Lutfi (Walikota Bima) di media online beberapa hari yang lalu bahwa penyebab banjir di kota Bima adalah ulah petani jagung dan menuduh DPRD Propinsi NTB.

Kalimat seperti itu tidak harus keluar dari mulut seorang walikota seperti pak Lutfi. Seorang pemimpin tidak boleh menyalahkan rakyatnya dalam hal ini, mestinya pak Lutfi sebagai pemimpin harus lebih berpikir besar bagaimana cara yang efektif dalam penanganan banjir di kota Bima.

Beberapa hari yang lalu juga pak Lutfi diwawancara disalah satu media tv Nasional (! new tv) beliau katakan bahwa soal banjir di kota Bima sudah selesai dan sudah tidak ada. Saya kira pak Lutfi tidak jujur dalam menyampaikan informasi ke publik, demi citra diri dan karir politik pak Lutfi rela berkata bohong dan itu disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Saya bingung dengan jalan pikirannya pak Lutfi, tahun kemarin beliau ikut panen raya jagung di kelurahan lelamase sekarang beliau salahkan lagi petani jagung gara-gara banjir. Tidak saja petani yang ia salahkan, DPRD Propinsi NTB pun ia salahkan.

Saya kira banjir di kota Bima tidak hanya disebabkan oleh gundulnya hutan, akan tetapi penataan kota yang amburadul, minimnya sumur atau ruang resapan air dalam kota, seperti tidak adanya ruang terbuka hijau (RTH) serta drainase yang buruk ditambah lagi sedimentasi air sungai (DAS) yang dangkal menjadi faktor banjir di Kota Bima.

Jadi pemerintah tidak boleh lempar batu sembunyi tangan, apalagi menyalahkan rakyat sendiri, emang dikasih makan oleh pak walikota kalau petani jagung diberhentikan.?

Seorang Pempimpin harus lebih bijak dalam berucap.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *