Bima, Salam Pena News – Musyawarah Daerah (Musda) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten dan Kota Bima sebentar lagi akan digelar. Jika tidak ada kendala, Musda dijadwalkan akan dilaksanakan penghujung akhir Bulan Mei 2021 ini.
Saat ini, panitia pelaksana (OC) dan stering committee (SC) tengah menyusun dan menyiapkan berbagai langkah untuk mensukseskan agenda Musda yang digelar dalam lima tahun sekali tersebut.
Salahsatu yang dilakukan SC saat ini, yakni membuka pendaftaran bakal calon Presdium KAHMI dengan menyerahkan langsung formulir ke sejumlah Alumni. Bagi KAHMI yang berdomisili di Kota dan Kabupaten Bima bisa mendaftarkan diri.
“Pendaftaran bakal calon Presidium KAHMI sudah dibuka. Ada 25 lembar formulir yang kami print out dan belasan sudah diserahkan ke Alumni untuk diisi,” ujar Koordinator SC (Koster) Musda KAHMI Kabupaten dan Kota Bima.
Lebih lanjut Mulyadin mengatakan, belasan yang sudah menerima formulir tersebut adalah Alumni HMI dari berbagai latar belakang profesi. Mulai dari Akademisi, Birokrat, tokoh agama, tenaga profesional hingga politisi.
“Yang menjadi Presidium KAHMI tidak hanya tokoh agama atau akademisi. Dari latar belakang manapun bisa, asal memenuhi persyaratan” ujarnya.
Mulyadin yang juga eks Fungsionaris PB HMI ini, mengatakan berdasarkan hasil rapat dengan seluruh anggota SC, Musda KAHMI kali ini, dipastikan akan berbeda seperti pelaksnaan Musda sebelumnya. Pemilihan KAHMI Kabupaten dan Kota Bima yang biasanya dilakukan aklamasi, tapi kali ini dilakukan secara Presidium.
“SC juga telah menetapkan bakal calon Presidium MD KAHMI harus memenuhi 14 persyaratan, salahsatunya wajib membuat essay atau artikel ilmiah berjudul KAHMI untuk Bangsa. Essay ini nantinya juga harus dipublish di media cetak atau online,” ujarnya.
Mengapa 14 syarat harus dipenuhi bakal calon Presidium ? Ia mengaku hal itu sebagai keseriusan MD KAHMI menjaring Presidium dan tidak terkesan setengah-setengah memimpin KAHMI kedepan (politis).
Selain itu lanjutnya, menjadi Presidium KAHMI tidak hanya kecerdasan spiritual yang diperlukan, tapi juga kecerdasan emosional dan intelektual. Sebab tiga hal itu menjadi nafas perjuangan HMI dan KAHMI.
“Budaya HMI dan KAHMI yakni merawat tradisi intelektual, membudayakan silahturahmi dan syiar islam,” ujarnya.
Mulyadin menambahkan selain pemilihan Presidium, Musda KAHMI kali ini juga akan dibentuk badan atau lembaga khusus KAHMI, seperti Lembaga Bantuan Hukum, Pendidikan, Pengusaha, Pers hingga lembaga yang dibutuhkan lainnya.
“Lembaga-lembaga ini nantinya akan kita aktifkan sebagai wadah menyumbangkan gagasan dan ide-ide perbaikan dan pembangunan daerah,” ujarnya. (Uk)