Rannya Ajak Generasi Milenial NTB Bekali Diri Dengan Keterampilan Hadapi Era Disrupsi Ketenagakerjaan

Mataram, Salam Pena News ~ Tren automasi dan digitalisasi adalah ancaman besar bagi tenaga kerja di era disrupsi industri ketenagakerjaan. Inspirator anak-anak muda Bumi Gora Rannya Agustyra Kristiono mengingatkan pentingnya generasi milenial NTB membekali diri dengan keterampilan untuk menghadapi era disrupsi industri ketenagakerjaan tersebut.

“Pekerjaan yang paling rentan digantikan oleh automasi adalah pekerjaan fisik. Tapi, mereka yang membekali diri dengan keterampilan khusus akan bertahan di pasar kerja,” kata Rannya, di hadapan para pengurus dan anggota Asosiasi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) se Kabupaten Lombok Tengah, Minggu (27/02/2022).

Oleh APOLO, asosiasi OSIS dan OSIM di Lombok Tengah, Rannya dalam kapasitasnya sebagai Chief Financial Officer (CFO) dan Owner Lombok Football Club (LFC) diundang sebagai pembicara utama dalam seminar yang membahas industri ketenagakerjaan di era disrupsi. Hadir juga sebagai pembicara dalam seminar tersebut Ketua Yayasan HBK PEDULI Ali Al Khairy dan Kepala UPTD BLK Disnakertrans Lombok Tengah Dedet Zelthauzallam.

Seminar digelar di auditorium SMKN 1 Praya dan dibuka Ketua APOLO Junardi Tastura.

Rannya menegaskan, disrupsi ketenagakerjaan telah menjadi perhatian dunia industri secara global. Di negara maju, automasi dan digitalisasi telah menyebabkan banyak tenaga kerja yang kini digantikan oleh mesin. Namun tantangan sesungguhnya akan dihadapi negara berkembang, mengingat pada saat tren automasi dan digitalisasi tersebut terjadi, negara berkembang justru sedang menghadapi era bonus demografi dimana penduduk usia produktif justru sedang mendominasi.

Karena itu, dara yang masih menempuh pendidikan di Brunell University London, Inggris ini mengajak seluruh generasi milenial NTB untuk menyiapkan diri.

“Era disrupsi ini tak bisa dihadapi dengan cara-cara konvensional,” tandas Rannya yang menjelaskan berbagai jenis pekerjaan yang mungkin akan tetap eksis dan pekerjaan di masa datang yang akan tergantikan oleh tren automasi dan digitalisasi.

Merujuk pada penelitian McKinsey Global Institute, diperkirakan pada tahun 2030, sedikitnya akan ada 375 juta jenis pekerjaan yang akan digantikan oleh mesin.

Rannya memastikan, dengan daya dukung kreativitas yang tinggi, usaha-usaha kecil dan menengah dan usaha-usaha yang bergerak di sektor pertanian akan tetap eksis, kendati tetap butuh penyesuaian dan adaptasi.

“Kita harus memanfaatkan segala kesempatan yang kita punya. Kita nggak boleh putus asa. Apapun background kita, semua kita harus tetap semangat. Kesuksesan bisa dimiliki semua orang,” tandas Rannya.

Dalam sesi tanya jawab, mengemuka pula sejumlah hal. Antara lain tentang bagaimana generasi muda bisa tetap menjaga jati diri di tengah perkembangan informasi dan teknologi yang sangat pesat saat ini.

Rannya menekankan pentingnya generasi muda NTB untuk berpikiran terbuka. Globalisasi bukanlah alasan untuk meninggalkan tradisi dan jati diri sebagai masyarakat Bumi Gora. Namun, sebaliknya, globalisasi harus menjadi alasan untuk mempertahankan jati diri dan tradisi budaya tersebut.

Dia memberi contoh bagaimana masyarakat di Bali tetap menjaga jati diri mereka, meski Bali adalah rumah kedua bagi jutaan wisatawan asing dari berbagai negara. Eksistensi tradisi dan jati diri masyarakat Bali justru telah menjadi kekuatan yang menjadi alasan wisatawan mancanegara untuk datang ke Pulau Dewata.

Sementara itu, Ali Al Khairy dalam kesempatan tersebut menyampaikan pentingnya bagi para siswa sekolah menengah dan generasi muda di NTB untuk terus meningkatkan kapasitas.

“Penting juga untuk memperkuat jaringan dan menjaga akhlak. Untuk bisa bersaing di dunia kerja di era digitalisasi seperti sekarang ini,” katanya.

Ali juga mengingatkan agar para siswa terus merawat dan menjaga kebiasaan yang baik-baik. Mau berorganisasi, mau belajar lebih banyak, dan selalu menempa diri untuk menjadi yang lebih hebat.

Sekretaris DPD Partai Gerindra NTB ini pun menyampaikan komitmen pihaknya untuk membuka dan memberi akses bagi generasi muda untuk kiprah mereka yang lebih besar, agar mereka bisa naik kelas dalam setiap fase yang akan dijalaninya.

(ARF)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *