Kota Bima, Salam Pena News ~ Kasus pemanahan liar di kota Bima terus terjadi. Baru baru ini datang sekolompok remaja arah dari barat menggunakan 4 buah sepeda motor melepaskan panah dengan menyasar warga Kelurahan Manggemaci yang duduk di samping jalan lingkungan Manggemaci sekitar pukul 23:12 Wita, Sabtu (17/04/2022).
Beberapa insiden ini bukan hal yang wajar dan tidak bisa dibiarkan terus menerus dan harus ditindaklanjuti oleh pihak keamanan Polres Bima Kota dalam meningkatkan keamanan dan ketentraman masyarakat.
Ketua Pemuda Manggemaci, Abdul Gafur, mendesak Polres Bima Kota agar bekerja dengan baik, paling tidak meningkatkan pemantauan patroli yang intensif untuk mencegah kemungkinan di luar dari keinginan rasa aman masyarakat.
“Sebab Kepolisian diberikan kewenangan atau diskresi oleh hukum pidana kita untuk melakukan seluruh rangkaian proses terhadap siapa saja yang terlibat dalam kejahatan,” beber Ketua Pemuda Manggemaci.
Adapun bila dikaitkan dengan kewenangan Kepolisian Republik Indonesia dalam penanganan konflik, telah diatur khusus dalam Undang-Undang Penanganan Konflik Sosial, beserta peraturan internal POLRI yakni PROTAP POLRI Nomor 1/X/2010 tentang Penanggulangan Anarki.
Selain itu, Undang-Undang No.7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial menyebutkan bahwa Kepolisian memiliki peran sentral dalam penanganan konflik sosial masyarakat.
Undang-undang tersebut menegaskan bahwa polisi merupakan instrumen negara yang bertugas memelihara keamanan, ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum dan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat. Kepolisian juga memiliki peran sentral dalam upaya penanganan konflik, aparat kepolisian dalam hal ini juga
memiliki fungsi preventif yang melekat pada tanggung jawab dan kewenangannya dalam membaca potensi konflik di dalam masyarakat.
Abdul Gafur menduga, kelompok pemanah misterius ini gerakannya terorganisir secara sistematis. Ia mendesak Polres Bima Kota untuk segera cari otak di balik teror pemanah misterius yang berkeliaran di Kota Bima.
(ARD)
